Setelah membaca postingan sebelumnya, bagaimana perasaan kalian guys? Sedih, turut prihatin atau malah biasa aja? :| Oh iya, postingan sebelumnya kan to be continue tuh, sekarang waktunya kalian baca lanjutan postingannyaaaaaaa. Check it out!
UNFAVORABLE CULTURE TOWARDS WOMEN
Di beberapa wilayah di dunia, contohnya Saudi Arabia masih banyak sekali larangan untuk perempuan. Kaum hawa tidak boleh mengemudi dan harus punya semacam wali laki - laki (biasanya ayah, kakak cowok atau suami) yang mengambil alih hidupnya. Perempuan harus mendapat ijin walinya untuk pergi ke luar negeri, mendapat pendidikan, bekerja bahkan untuk buka rekening bank.Selain harus memakai baju serba tertutup, perempuan dilarang jalan jalan sendirian, melakukan olahraga dan kegiatan lainnya di tempat umum. Banyak perempuan usia sekolah yang cepat - cepat dinikahkan sama laki - laki yang tidak dia kenal. Menyedihkannya lagi, tigkat kasus perkosaan disana juga tinggi.
Salah satu isu yang sedang di sorot adalah larangan perempuan untuk menyetir. Larangan ini dianggap tidak masuk akal, bahkan lebih ketat daripada larangan perempuan untuk memilih dalam pemilu, yang sekarang sudah diperbolehkan oleh Raja Abdullah. Belum lama ini, perempuan bernama Manal Sharif memberanikan diri untuk menyetir dan memposting videonya di Youtube. Untuk itu dia ditahan dua kali dan mendapat banyak ancaman dari berbagai pihak. Sharif bukan sekedar iseng. Ini merupakan bagian usahanya untuk membuat para perempuan 'bangun' untuk menuntut haknya.
Bandingkan dengan keadaan kita yang begitu terbuka dan open - minded. Budaya timur disini tidak membatasi kita untuk melihat dunia luar. Hal ini patut disyukuri, sekaligus dijaga. Kita harus bisa mempertahankan ketimuran kita yang bebas tapi bertanggung jawab.
STORY OF A BRAVE GIRL
Di Afghanistan, saat rezim Taliban berkuasa (sekelompok masyarakat penentang pasukan Militer Amerika), kaum perempuan tidak diperbolehkan keluar rumah. Belanja dan pergi ke pasar pun dilarang, apalagi sampai terlibat kegiatan sosial, budaya, dan politik. Mereka juga tidak diperbolehkan sekolah ataupun mengeluarkan pendapat. Hal kejam lainnya, kalau sampai ketahuan ada yang sekolah bisa dibunuh dan diracun! Tapi ada satu remaja perempuan bernama Malala Yousafzai asal Pakistan yang tetap gigih ingin memperjuangkan hak anak - anak perempuan untuk bisa mendapatkan pendidikan. Walau baru berusia 14 tahun, ia menulis untuk blog BBC dengan nama samaran, tentang penderitaan dan kejahatan para tentara Taliban di daerahnya. Tulisan Malala banyak mendapat apresiasi dunia dan juga memberi semangat bagi perempuan lainnya di negara konflik.
Pada tahun 2009, militer negara Pakistan berhasil mendesak mundur Taliban. Anak - anak perempuan pun dapat bersekolah lagi. Tapi ternyata Taliban tidak tinggal diam, pada bulan Oktober 2012 lalu saat berada di dalam bus hendak pulang dari sekolah, Malala ditembak di bagian kepala. Beruntung Malala berhasil diselamatkan dan saat ini masih dalam pemulihan di UK.
Berita penembakan ini menuai banyak protes dunia dan simpati terhadap perjuangan Malala. Desember 2012 lalu, ia dinobatkan sebagai Top Woman of The Year dan Runner Up Person of The Year versi majalah TIME. Posisinya berada di bawah Presiden Amerika, Barrack Obama. Hebatnya lagi meski Malala dan ayahnya tetap menjadi incaran Taliban sebagai target pembunuhan. Malala tetap menjalankan misinya. And for that reason, the world is trying to vote her to get the Nobel Peace Prize!
No comments:
Post a Comment