Sunday, 17 March 2013

WE ARE THE LUCKY ONES

Masa remaja jadi salah satu fase hidup yang paling seru! Apalagi bisa tinggal di negara seperti Indonesia, dengan dasar negara Pancasila, iklim dan cuaca yang bersahabat, dan budaya timur yang hangat. Bener - bener patut disyukuri, apalagi jika dibandingkan dengan jutaan orang di dunia yang kurang beruntung berikut ini.

LIVING IN A CONFLICT ZONE
 Pernah liat berita di TV tentang kehidupan orang - orang di daerah konflik? Ya, kita semua turut prihatin melihatnya, but we really know nothing about their pain. We don't know what it feels like to live the way they do, because we never been through it ourselves. Setiap harinya anak - anak dan remaja seumuran harus sembunyi di dalam rumah dengan background suara bom dan senjata. Mereka selalu hidup dalam ketakutan. Jangankan bermain, yang ada di otak mereka adalah bagaimana caranya mereka tetap hidup dan nggak kehilangan anggota keluarga. Hampir sama dengan kehidupan disini. Walau di negara kita juga ada daerah konflik tetapi kita masih bisa meakukan aktivitas normal seperti sekolah, hangout bersama teman teman tanpa rasa takut.
 

Konflik sulit dihentikan karena menyangkut kepentingan kelompok tertentu. Kalau dicari cari sih, ujungnya keserakahan. Salah satu konflik terpanjang adalah antara Israel dan Palestina. Anak muda termasuk yang paling banyak menjadi korban karena dianggap paling kritis memperjuangkan hak mereka.
Tiga remaja asal Syria yang berhasil lolos dari serangan teroris sempat bercerita pengalaman traumatis mereka. Beberapa remaja yang selamat justru mengalami stres berat dan nggak punya semangat hidup lagi.


INTOLERABLE PEER PRESSURE
Tinggal di kota besar dan maju seperti New York, Paris, Los Angeles atau London yang jadi pusat fashion dan bisnis hiburan memang terlihat menyenangkan. Ada yang bilang kota kota itu termasuk the most attractive city to live in. Hal ini mempengaruhi gaya hidup anak muda disana. Mereka hidup dalam masyarakat yang sangat menghargai penampilan dan image keren. Tekanan untuk menjadi murid yang cool dan popular, sangat tinggi. Akhirnya banyak yang mengalami bullying di sekolah, hanya karena dia nggak memenuhi standar image tadi. Efek bullying di Amerika cukup ekstrim sampai membuat korbannya mengalami frustasi bahkan ada yang bunuh diri.

Cerita sedih yang datang dari seorang remaja berusia 16 tahun asal London yang bernama Wendy Maguire. Hidupnya berakhir menyedihkan, ia terjatuh dari jembatan karena pengaruh minuman beralkohol. Ternyata Wendy minum setelah dipaksa oleh beberapa temannya supaya dianggap solider.


Bullying dan peer pressure juga ada di sekitar kita, tapi nggak separah di negara maju seperti Amerika. Kebalikan dari masyarakat barat, masyarakat kita masih lebih menghargai inner beauty, prestasi, good attitude and manner. Masalah kalau mementingkan penampilan justru dianggap dangkal dan jadi bahan celaan.


to be continue . . . . . .

No comments:

Post a Comment